TAUHID DAN URGENSINYA BAGI SELURUH ASPEK KEHIDUPAN
A. Pengertian Tauhid
Tauhid (Arab :توحيد), adalah konsep dalam aqidah
Islam yang menyatakan keesaan Allah. Kata tauhid berasal dari bahasa
arabWahhada-Yuhawwidu yang secara etimologis berarti ke-Esaan, sehingga istilah
mentauhidkan berarti, “Mengesakan”. Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa
“Tauhid ialah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang
wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang
sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya. Juga membahas
tentang rasul-rasul Alah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh
dihubungkan (dinisbatkan) kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan
kepada mereka.”
Tauhid menurut (salafi)
dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat.
Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat
sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.
Ø Tauhid rububiyah
Tauhid rububiyah adalah
mentauhidkan Allah dalam segala perbuatan-Nya, seperti menciptakan dan mengatur
alam semesta, menghidupkan dan mematikan, mendatangkan bahaya dan manfaat,
memberi rizqi dan semisalnya
Ø Tauhid uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah
mengesakan Allah dalam ibadah, seperti berdoa, bernadzar, berkurban, shalat,
puasa, zakat, haji dan semisalnya. Allah Ta’ala berfirman
Ø Tauhid asma’ was shifat
Tauhid asma’ was shifat
adalah menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang telah
disifati oleh Allah untuk diri-Nya di dalam Al-Quran atau yang telah ditetapkan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam As-Sunnah yang shahih
tanpa takwil (menyelewengkan makna), tanpa tafwidh (menyerahkan makna), tanpa
tamtsil (menyamakan dengan makhluk) dan tanpa ta’thil.
Ø Tauhid Ubudiyah
Yang dimaksud
dengan ubudiyah adalah hal penyembahan kepada Allah. Tidak ada yang lain yang
berhak disembah kecuali hanya Allah yang wajib disembah (dipuja), tanpa sekutu
dalam pemujaan-Nya.
Fungsi dan Hikmah Tauhid
Pada bagian ini akan dibahas tentang fungsi dan
manfaat dari ilmu tauhid ini dalam kehidupan manusia. Namun, oleh karena
keterbatasan pengetahuan dan sumber yang penulis dapatkan, maka bahasan tentang
bagian sangat minim.
Perlu diketahui, bahwa pada hakikatnya tauhid ini
bukan hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari
itu, ia harus dihayati dengan baik dan benar, karena apabila tauhid telah
dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan benar, maka kesadaran
seseorang akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah akan muncul dengan
sendirinya. inilah salah satu manfaat dari ilmu tauhid.
Selain itu, tauhid juga berfungsi sebagai
pembimbimbing umat manusia untuk menemukan kembali jalan yang lurus seperti
yang telah dilakukan para Nabi dan Rasul, karena jika diibaratkan sebuah pohon,
tauhid adalah pokok akar untuk menemukan kembali jalan Allah, yang dapat
membawa umat manusia kepada puncak segala kebaikan. Begitu juga dengan
kayakinan (tauhid) akan eksistensi tuhan yang maha esa (Allah) akan melahirkan
keyakinan bahwa semua yang ada di ala mini adalah ciptaan tuhan; semuanya akan
kembali kepada tuhan, dan segala sesuatu berada dalam urusan yang maha esa itu.
Dengan demikian segala perbuatan, sikap, tingkah laku, dan perkataan seseorang
selalu berpokok pada modus ini. Sebagai mana firman Allah dalam al-Quran yang
artinya :
“Dan Aku tidak
ciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-Ku”(al-Dzariyat:56)
“Hanya
engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon
pertolongan”(al-Fatihah:5)
“Katakanlah,
“Dialah Allah yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu..”(al-Ikhlas:1-2)
Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa ketauhidan
tidak hanya menyangkut hal-hal batin, tetapi juga meliputi sikap tingkah laku,
perkataan, dan perbuatan seseorang. Oleh karena itu, orang-orang yang telah
mampu memahami dan menghayati tauhid dengan dan dan benar akan membawa kepada kebahagiaan
baik itu segi lahir ataupun batin.
Sehingga jelas bagi seseorang, bahwa tauhid tidak
cukup untuk dimiliki dan dihayati, karena jika hanya demikian hanya akan
menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan, namun tidak berpengaruh
apa-apa terhadap seseorang tersebut, sehingga dirinya akan berada diluar
ketauhidan yang sebenarnya, bahkan mungkin bisa sampai keluar dari
keislamannya, karena maksud dan tujuan tauhid bukan sekedar diakui dan
diketahui saja, tetapi lebih dari itu tauhid mengadung hal-hal yang beramanfaat
bagi kehidupan manusia yaitu :
1.
Sebagai sumber dan mutivator perbuatan kebajikan dan keutamaan;
2. Membimbing
manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan
ibadah dengan penuh keikhlasan;
3.
Mengerluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan
hidup yang dapat menyesatkan;
4.
Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.5
Dari empat poin yang
diatas dapat dipahami bahwa tauhid selain bermanfaat bagi hal-hal batin, juga
bermanfaat bagi hal-hal lahir. Sehingga dari poin tersebut sangat jelas
manfaatnya bagi kehidupan manusia.
B. Makna kalimat laa ilaaha ill
allah dan Kosekuensinya dalam kehidupan
a. Kalimat Laa Ilaaha
IlIa-Allah
mengandung dua makna, yaitu makna
penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah SWT, dan makna menetapkan bahwa
satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Dia semata. Berkaitan dengan
kalimatini Allah SWT berfirman :
فَاعْلَمْ
أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
Artinya :"Maka
ketahuilah (ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain
Allah". (Qs. Muhammad : 19)
Berdasarkan
ayat di atas, bahwa memahami makna syahadat adalah wajib hukumnya dan mesti
didahulukan dari pada rukun-rukun Islam yang lain. Rasulullah SAW juga
menegaskan :"Barang siapa yang mengucapkan laa ilaaha illa-Allah dengan
ikhlas maka akan masuk ke datang surga."(HR. Ahmacl). Yang dimaksud dengan
ikhlas di sini adalah memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut
sebelum yang lainnya.
Rasulullah sendiri mengajak paman beliau Abu
Thalib menjelang detik-detik kematiannya dengan ajakan :"Wahai pamanku,
ucapkanlah laa ilaaha illa-Allah, sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia
sebagai nutfah di hadapan Allah". Akan tetapi, Abu Thalib enggan untuk
mengucapkan dan meninggal datam keadaan musyrik.
Selama 13 tahun di Makkah. Nabi Muhammad SAW
mengaiak orang-orang dengan perkataan beliau :"Katakan laa ilaaha
illa-Allah”.Kemudian orang-orang kafir menjawab :"Beribadah kepada
sesembahan yang satu. Tidak pernah kami dengar dari orang tua kami". Orang
Quraisy di zaman Rasulullah sangat paham makna kalimat tersebut, dan barang
siapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah.
1. Syarat-syarat Laa Ilaaha IlIa-Allah ()
Bersaksi
dengan laa ilaaha illa-Allah harus dengan tujuh syarat.Tanpa syarat-syarat itu
kesaksian tersebut tidak akan bermanfaat bagi yang mengikrarkannya. Secara
singkat tujuh syarat itu ialah :
1.
‘ilmu (mengetahui),
yang menafikan jahl (Kebodohan)
2.
Yaqin (yakin), yang menafikan syak
(keraguan)
3.
Qabul (menerima), yang menafikan radd
(penolakan)
4.
Inqiyad (patuh), yang menafikan tark
(meninggalkan)
5.
Ikhlash, yang menafikan syirik
6.
Shidq (jujur), yang menafikan kidzb
(dusta)
7.
Mahabbah (kecintaan), yang menafikan
baghdha’ (kebencian).
b. Konsekuensi laa ilaaha illa-Allah
Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah
dari segala macam yang dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan laa
ilaaha illa-Allah. Dan beribadah kepada Allah semata tanpa unsur kesyirikan sedikit
pun, sebagai keharusan dari penetapan ilaa-Allah.
Banyak orang yang
mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya. Sehungga mereka menetapkan
ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa makhluk, kuburan, pepohonan,
bebatuan serta para thaghut lainnya. Dengan kata lain, orang tersebut
mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala yang
dilarang-Nya.
C. Tauhid sebagai Landasan bagi Semua
Aspek kehidupan
Tauhid dalam pandangan islam merupakan akar yang melandasi
setiap aktivitas manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid mencerminkan luasnya
pandangan, timbulnya semangat beramal dan lahirnya sikap optimistik. Sehingga
tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala perbuatan (amal shalih)
manusia. Sebetulnya formulasi tauhid terletak pada realitas sosial.
Adapun bentuknya, tauhid menjadi titik sentral dalam melandasi dan mendasari
aktivitas. Tauhid harus diterjemahkan ke dalam realitas historis-empiris.
Tauhid harusnya dapat menjawab semua problematika kehidupan modernitas, dan
merupakan senjata pamungkas yang mampu memberikan alternatif yang lebih anggun
dan segar.
D. Jaminan allah bagi orang yang
bertauhid mutlak
Dari penjelasan singkat tentang
definisi tauhid adapun jaminan allah bagi orang yang bertauhid adalah sebagai
berikut:
1.
Ahli Tauhid mendapatkan Hidayah dan
Ketenangan
2.
Ahli Tauhid Mendapat Keamanan dan Petunjuk
3.
Ahli Tauhid Pasti Masuk Surga
4.
Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka
Komentar
Posting Komentar